Senin, 05 Januari 2009

Proses Pengerjaan Tune-Up


Hal-hal yang perlu dikerjakan dalam sistem tune-up adalah, sebagai berikut:

1. Melepas saringan udara dan dudukannya (rumahnya)

a. Dengan menggunakan tang untuk membuka mur pengikat rumah saringan udara.

b. Dengan menggunakan kunci ring 12 mm – 13 mm untuk membuka baut pengikat kaki saringan udara.

c. Membersihkan elemen saringan udara dari debu dengan udara tekan.

Gambar 2.2 Elemen Saringan Udara

2. Melepas tutup distributor dan kabel tegangan tinggi dari busi

Gambar 2.3 Distributor

3. Mencari posisi rotor ke top satu

Dengan menggunakan kunci ring 19 mm, memutar puli yang bertanda cemakan.

4. Membuka tutup kepala silinder

a. Dengan menggunakan kunci ring 14 mm, membuka mur dan ring karet pengikat tutup kepala silinder kemudian melepas tutup kepala silinder.

b. Kalau sudah pas kencangkan baut pengikat kaki platina dan memastikan bahwa ukuran celah platina tidak berubah.

Gambar 2.4 Kepala Silinder

5. Menyetel celah katup dalam keadaan rotor top satu, yaitu:

a. Celah katup diukur yang bernomor 1, 2, 3 dan 5. Katup no. 1 dan 5 adalah katup buang (ekschause manifold), sedangkan katup no. 2 dan 3 adalah katup isap (intake manifoild)

b. Mempersiapkan kunci ring 12 mm, obeng minus 1 buah dan feeler 1 buah

c. Kunci ring di tangan kanan dan obeng minus di tangan kiri

d. Membuka skrup penyetelan celah katup

e. Mengukur celah katup buang dengan feeler 0,30 mm

f. Menyetel celah katup buang nomor 5 dengan obeng dan mengencangkannya

g. Dengan cara yang sama mengukur katup isap dengan feeler 0,20 mm

6. Menyetel celah katup dalam keadaan mesin top empat, yaitu:

a. Membuka busi no. 4 dan tutup dengan jari tangan

b. Memutar puli dan sejajarkan dengan dengan angka 00 dan cowakan yang ada pada keteng, dengan menggunakan kunci ring 18 mm – 19 mm.

c. Arah rotor berlawanan dengan arah rotor pada posisi top satu yaitu bertolak-belakang dengan busi no. 2.

d. Melakukan penyetelan pada celah katup isap caranya sama dengan menutup celah katup isap mesin dalam keadaan top satu, hanya katup isap yang di stel katup no. 4, 6, 7 dan 8, dengan feeler ukuran 0,20 mm, katup buang no. 4 dan 8 ukurannya 0,30 mm katup isap no. 6 dan 7 ukurannya 0,20 mm.

e. Memasukan kunci ring 12 mm ke mur pengikat baut penyetel celah katup dan mengendorkanya ke mur tersebut.

f. Memasukan feeler ukuran 0,20 mm ke salah satu katup no. 6.

Gambar 2.5 Menyetel celah katup

Gambar 2.6 Posisi katup

g. Mengatur baut penyetel katup sampai celah katup berukuran 0,20 mm dengan menggunakan obeng (-).

h. Menahan baut penyetel celah katup dengan obeng (-) dan mengencangkan mur dengan kunci ring 12 mm.

i. Memeriksa bahwa ukuran celah katup tidak berubah setelah celah katup di stel dan mur pengikat celah katup dikencangkan.

j. Melakukan hal yang sama pada celah katup isap dengan ukuran 0,20 mm.

k. Menyetel celah katup buang dengan fooler ukuran 0,30 mm.

7. Memasang kembali tutup kepala silinder.

8. Menyetel celah elektroda busi

a. Dengan menggunakan kunci busi 21 mm, membuka busi satu per satu.

Gambar 2.7 Menyetel celah elektroda busi

b. Memeriksa busi, masih bisa dipakai atau tidak, kalau rusak diganti.

c. Memasukan elektroda busi yang berukuran 0,70 mm ke celah elektroda busi dengan ukuran standar 0,60 mm – 0,90 mm.

d. Membersihkan elektroda busi dengan ampelas atau sikat kawat

e. Setelah bersih, menyetel ukuran celah dan mengepasangkan kembali busi tersebut

9. Melepas distributor

a. Tentukan posisi rotor dengan menggunakan kunci stel 12 mm, membuka baut pengikat distributor.

b. Dengan menggunakan kunci pas 8 mm – 9mm membuka mur pengikat kabel arus yang menghubungkan koil terminal positif ke kondensor pada distributor.

c. Mengangkat distributor.

Gambar 2.8 Bagian dari Distributor

10. Menyetel celah platina

a. Ukuran toleransi celah platina antara 0,30 mm – 0,50 mm, ukuran yang digukakan 0,40 mm.

b. Dengan menggunakan obeng (+) memutar pengikat kaki platina dan kendorkan.

c. Mengepaskan hubungan As distributor dengan kaki platina

d. Membuka skrup pengikat kaki platina

e. Memasukan feeler ukuran 0,40 mm ke celah platina tersebut dengan menggeser ukuran celah platina

f. Setelah celah platina di ukur dengan baik, mengencangkan skrup pengikat kaki platina

Gambar 2.9 Platina

11. Memasang kembali distributor

a. pada tempatnya dan arah rotor menunjukkanke arah semula yaitu arah rotor ketika distributor akan di lepas.

b. Memastikan bahwa distributor masuk benar-benar penuh tidak ada celah antara rumah dengan dudukannya.

c. Memasang penahan distributor, kemudian memasang kabel arus dari koil terminal positif ke kondensor pada distributur.

12. Menyetel tegangan tali kipas

Periksa tali kipas kemungkinan retak atau berubah bentuk.

Gambar 2.10 Tali Kipas

13. Memeriksa oli untuk pelumas mesin harus kental.

14. Memeriksa arus

a. Kabel tegangan tinggi dari koil diarahkan ke massa atau ke body mesin kemudian di starter dan apipun keluar dari koil.

b. Memasang tutup distributor dan memasang kabel tegangan tinggi ke busi sesuai tertib pengapian.

15. Semua komponen yang dilepas telah selesai diperbaiki dan di pasang kembali, mesin mulai dihidupkan.

16. Mencari titik pengapian

Gambar 2.11 Mencari Titik Pengapian

a. Titik pengapian untuk mesin tipe 5 K adalah 50 sedangkan untuk 4 K adalah 8 0.

b. Memasang kabel warna merah dari timing light ke terminal accu (+) dan kabel hitam ke accu (-)

c. Memasang kabel tegangan tinggi dari timing light ke kabel busi no. 1 untuk top 1.

d. Menekan platuk timing light dan mengarahkan timing light ke puli, memastikan bahwa tanda cowakan sejajar dengan angka 80.

e. Menggeser distributor untuk mendapatkan titik pengapian yang tepat kemudian mengikatnya dengan baut.

Gambar 2.12 Mencari Sudut Dwell

17. Mencari sudut dwell dengan menggunakan dwell tester, standar sudut dwell 520 + 60. Dengan memasang kabel warna hitam ke massa dan kabel warna merah ke koil negatif atau ke kondensor.

Tidak ada komentar: